Dengan Membaca, Kita Bisa Segalanya

"Kuncinya untuk bisa menulis itu satu Gus, membaca"
Begitulah pesan saya kepada Agus murid saya yang kebetulan tadi malam ia bertanya tentang bagaimana caranya agar dia bisa menulis. Menurut cerianya, ia bercita-cita saat kuliah nanti ia bisa menulis sebuah novel yang sudah ia reka-reka mulai sekarang..

Banyak hal yang saya ceritakan dari pengalaman saya selama ini bisa terus menulis. Mulai dari menuliskan pengalaman, baik apa yang saya lihat, apa yang saya dengar dan apa yang saya rasa. Namun penekanan pesan yang saya sampaikan adalah satu, yaitu membaca. Karena memang untuk bisa menuliskan semua itu saya harus membaca dulu, membaca dari sumber lain atau membaca keadaan.

Oke, lanjut..
Saya berharap dari tulisan ini Agus dan semua yang membaca bisa mengerti akan pentingnya aktifitas membaca.

"Kenapa Anda tidak membaca?"
"Malas, ah. Membaca itu membosankan. Memelototi huruf-huruf itu tidak asyik. Lebih asyik chat di Facebook atau nonton video di Youtube".

Begitulah jawaban salah seorang teman beberapa waktu lalu saat saya tanya kenapa ia tidak menulis saja. Dari pada buang-buang waktu didepan layar hanya untuk menggeluti kebiasaannya ber-Facebook ria dan ber-Youtube mesra. :)


Disadari atau tidak, saat kita sedang membaca sebenarnya kita telah banyak mendapatkan manfaat. Buku adalah jendela dunia. Begitulah pepatah mengatakan. Meskipun saat ini kita tak perlu berpaku pada buku karena dengan menjamurnya media online. Dengan membaca kita bisa mengetahui banyak hal, kita bisa mengetahui hal-hal yang terjadi diluar sana samapi tempat yang sangat jauh sekalipun.

Mengasah kemampuan otak, juga termasuk dari sekian banyak manfaatnya. Jadi saat membaca, kita berusaha untuk mencermati setiap kalimat, memahami maksud yang ingin disampaikan penulis, menyimpannya dalam memori otak atau menuliskannya lagi sesuai dengan gaya dan bahasa tulisan kita masing-masing.

Dengan membaca, ini menurut Hernowo (sudah melalui penelitian, dan saya temukan pada salah satu skripsi. Bisa Anda lihat disini), "membaca dapat mencegah kerusakan otak pada masa tua dan membaca akan menumbuhkan saraf-saraf baru di otak".

Masihkah tidak tertarik untuk membaca?

Namun begitu, membaca juga harus yang berkualitas, dan membaca yang berkualitas bukan hanya sekedar membaca rangkaian kalimat saja. Melainkan kita harus benar-benar melibatkan tiga aspek, yaitu berpikir, merasakan dan melaksanakan. Jadi intinya saat membaca kita harus benar-benar menghayati tulisan yang sedang kita baca.

Nah, ini sekedar pendapat saya, Anda boleh setuju dan tidak. Setelah seseorang selesai membaca dan faham maksudnya, maka alangkah lebih baiknya jika ia menyampaikan dan mengembangkannya dengan lisan atau tulisan. Disinilah kita harus kreatif untuk bisa menyampaikan ide, pikiran dan penemuan yang telah kita baca kepada orang lain dari generasi ke generasi baik menggunakan lisan atau tulisan.

Lalu, bagaimana dengan penulis? Haruskah ia membaca?
Menurut Om Jay, penulis yang baik adalah pembaca yang baik, penulis yang baik adalah pembaca yang rakus. Untuk menghasilkan tulisan yang baik (dalam artian enak untuk dibaca), penulis harus sering membaca tulisan oraan lain. Dengan begitu penulis akan mendapatkan banyak hal baru yang nantinya akan menjadi dasar untuk memperbaiki tulisannya.

Dan, menurut saya membaca bagi penulis seperti saat kita akan pergi kesuatu tempat menggunakan kendaraan bermotor. Maka, jika kita ingin sampai pada tujuan, kita tidak boleh membiarkan "bahan bakar" kendaraan kita habis. Begitu juga dengan menulis. Anggaplah bacaan sebagai bahan bakar dalam tulisan-tulisan kita. Jika bahan bakarnya terisi penuh, maka dengan asyiknya kita bisa menulis. Namun jika ia dibiarkan kosong, jangan berharap kita bisa menulis atau bahkan tulisan kita akan enak untuk dibaca..

Dan kesimpulannya adalah., kita harus menanamkan rasa senang membaca. Karena dengan membaca kita akan banyak mendapatkan manfaat, dengan membaca kita bisa menjelajah dunia dan dengan membaca kita bisa menulis..

Salam saya..
JANGAN LUPA, BAGIKAN TULISAN INI
TULISAN MENARIK LAINNYA

11 Komentar untuk Tulisan
"Dengan Membaca, Kita Bisa Segalanya"

  1. Padahal bales chat juga harus baca kan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe
      Iya juga sih..
      Tapi kan membacanya harus yang berkualitas juga, tak hanya sekedar membaca saja.
      Eh, tapi kalau misalkan chat yang dibacanya juga berkualitas gima ya? Ah.. Yang penting sudah membaca. :)

      Hapus
  2. Aku sehari gak pernah ninggalin baca. Baca apa aja termasuk status di FB ^^ . Kalo mau jadi penulis ya memang kudu baca, termasuk baca tulisan sendiri. Udah layak apa belum kalo dibaca orang lain??? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe
      Saya juga sering kok membaca status-statusmu.

      Iya, betul, seperti yang telah saya tulis diatas, membaca buat bahan evaluasi tulisan kita sendiri.

      Hapus
  3. betul sekali, mas.. membaca bahkan diperintahkan langsung oleh Allah. Iqra'..!
    dan membaca itu tidak terbatas pada halaman buku saja, masing2 kita justru punya kitabnya atau bukunya sendiri2, yakni buku kehidupan.
    barangkali itu juga yang Allah maksud dengan membaca, membaca kehidupan. :)

    Salam damai dari Bandung, :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, membaca kehidupan itu yang juga sering saya lakukan.
      Dari itu kemudian saya bisa menuliskannya lagi, seperti pada tulisan ini.. :)

      Salam kembali dari Probolinggo.

      Hapus
  4. kalau aku seimbang mas,,,kadang aku suka baca buku, internet dan facebook,,tapi bacanya di facebook hanya untuk cari informasi saja. memang benar dengan membaca kita akan mendapatkan segalanya,,,ilmu tidak akan berkurang,,malah akan bertambah,,apalagi kalau diamalkan,,Subhanallah,,,

    BalasHapus
  5. dengan membaca ilmu ada ditangan kita ya :)

    BalasHapus
  6. dari membaca ilmu kita akan bertambah yang tidak kita tau menjadi tau.
    tapi anak jaman sekarang baca buku males giliran untuk membaca sms atau chat tidak malas .
    hadeh tepok jidat deh saya hehehe

    BalasHapus
  7. wah, aku banget tuh yang suka membaca

    BalasHapus
  8. betul sekali, penulis syaratnya adalah membaca.. jangan kira bisa nulis bagus kalau ngga baca dulu..

    sekarang saya lagi nyoba baca lagi mas, walaupun keinginan untuk nulis udah musnah sama sekali, sekarang cuma suka nulis di blog aja, sesuai pengalaman pribadi

    BalasHapus