Tak terasa, masa lima bulan telah kami lewati dengan status calon ayah dan ibu. :) Banyak hal baru dan berkesan yang telah kami dapatkan, terutama saat usia kehamilan masuk dibulan ketiga dan keempat. “Setiap perempuan memang berbeda, Pak. Istri sampean ini masih mending, tidak harus opname dan di-infus karena hanya untuk sekedar minum air putih saja tidak bisa”. Begitulah kira-kira jawab bidan dan dokter saat saya bertanya apa ada yang salah dengan istri saya.
Bagaimana saya tidak khawatir, lha wong sehari bisa lima sampai tujuh kali muntahnya. Makan, tidak bisa banyak. Kadang sehari hanya makan roti dan minum air putih saja. Vitamin yang disarankan dokter juga tidak bisa diminum, aroma obat yang kuat adalah faktor utamanya. Beberapa kali sudah dicoba dengan berbagai cara (diminum dengan teh, dipepes dan dicampur dengan bubur), tapi masih saja tidak bisa. Semakin dipaksa, semakin bertambah sering mual dan muntahnya.
Setelah sampai beberapa hari belum menunjukkan perubahan yang lebih baik, dokter menyarankan agar mengganti vitamin dengan susu formula ibu hamil ‘emesis’. Pertama saya membelikannya rasa vanila, tapi katanya tidak begitu enak. Meski satu kemasan belum habis, saya membelikan yang rasa cokelat, karena istri saya memang suka cokelat.
Tapi diluar dugaan, susu formula juga masih tidak bisa menghentikan mual dan muntahnya, baik yang rasa vanila dan cokelat. Waktu itu, saya hanya berpikir bahwa tidak mungkin segelas susu bisa keluar semua saat muntah, pasti ada sisa yang telah diolah oleh tubuhnya. “Dipaksa ya, sayang.. Biar sehat!” Saya mencoba memberikan semangat saat dia menggelengkan kepala ketika saya sodorkan segelas susu formulanya.
Akhirnya, tanda-tanda dari kepulihannya sudah kami rasakan saat pertenghan bulan Ramadhan. Rasio mual dan muntahnya sudah mulai berkurang. Dan.. meski sedih karena tidak bisa pulang kampung saat lebaran, ada kebahagiaan lain yang kami rasakan. Ya, tepat di hari Rabu H-2 lebaran, istri saya sudah tidak muntah sama sekali. Dia benar-benar telah sehat kembali. Makan dan minum susu bukan lagi perkara yang menakutkan. Alhamdulillah.. Tak henti-hentinya kami berucap syukur.. Alhamdulillah..
Singkat cerita, sampai saat ini istri saya sudah benar-benar telah bisa beraktifitas seperti biasa. Tapi yang namanya suami tentu tak mau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Baik bagi istri dan bayi yang ada dikandungan ibunya. Jadi untuk menghindari itu, saya melarangnya untuk terlalu sering pergi ke sungai. Mandi dan wudhu’ cukup dikamar mandi sementara untuk mencuci baju, bisa dikerjakan berdua. Intinya, tidak boleh bekerja yang agak berat. Itu yang saya selalu ingatkan.
Oh iya, sekedar info saja ya, pemirsa.. Istri saya sekarang sudah sering bicara dengan anak kami. Anak kami aktif, lho! Meski masih berusia lima bulan, nendang-nendangnya keras sekali.
Alhamdulillah.. Terimakasih ya Allah..
Terimakasih atas kebahagiaan yang Engkau berikan kepada kami..
Lindungilah kami sekeluarga dengan kebahagiaan dan keselamatan.. Amin..
“Baik-baik diperut umi ya, nak.. Jangan rewel, kasihan umi! Dan nanti kamu bisa jadi anak yang shaleh shalehah, amin..”
amiiien...semoga sehat terus debay dan ibunya ....
BalasHapusAmin.. Terimakasih, mbak.. :)
HapusSemoga selalu diberi kesehatan ya mas, istrinya...
BalasHapusIya, mas.. Amin..
HapusMusti jadi Suami Siaga lho mas...
Hapusalhamdulillah sehat terus ya ibu dan anak, istri emmang harus didampingi ketika hamil, perlu spirit dan pengingat dari suami
BalasHapusAlhamdulillaah..., ikut senang rasanya saya membacanya. Apalagi istri sudah bisa beraktivitas dan berkomunikasi dengan buah hati yang masih dalam kandungan. Semoga sehat selalu ya, Mas. Semoga nanti lahirannya juga lancar. Ibunya sehat. Anaknya juga sehat.
BalasHapusSemoga kehamilan sang istri dilancarkan yah, Mas. Amiinn. Wah, adek bayi sudah kuat yah nendangnya. Berarti sehat tuuhh. Semoga jadi anak yang jempolan. ^^
BalasHapusSemoga ibu dan bayinya sehat selalu :)
BalasHapus