Tetapi dibalik kebahagiaan yang terasa amat sangat, seorang ayah baru tentu akan merasakan dan mengalami berbagai hal baru dalam kehidupan selanjutnya. Namun seorang pria yang baru jadi ayah mau tidak mau harus siap dengan semua keadaan dan fakta yang akan terjadi. Mulai dari kewajiban, tekanan dan harapan ataupun tuntutan baru yang menjadi tanggung jawabnya.
Nah, sepengalaman saya, yang sudah hampir 2 tahun menjadi ‘papah muda’, ada 7 hal yang akan dirasakan saat menyandang status baru ini, seorang ayah.
1. Bahagia dan Cinta yang Tak Terhingga
Tak ada satupun kebahagiaan lain yang dapat menandingi kebahagiaan seorang ayah baru saat anak tercintanya lahir. Pun demikian dengan rasa sayang dan cinta kasihnya kepada si buah hati.
Saya baru meyakini ungkapan beberapa orang tentang “setiap ayah bisa merasakan cinta tanpa syarat pada anak” saat saya telah menjadi ayah. Rasa sayang dan perhatian selalu tertuju pada bintang baru dalam hidup, yakni seorang anak.
Baca Juga : Terimakasih atas Do'a dan Semangat yang Anda Berikan2. Perasaan Campur Aduk, Bingung, Bangga dan Takut
Ya, 3 perasaan tersebut pasti akan dialami oleh seorang ayah baru. Karena pada bulan-bulan awal transisi menjadi ayah akan ada konflik batin yang luar biasa membingungkan. Selain konflik batin, ada perasaan bangga dan merasa benar-benar telah menjadi lelaki dengan hadirnya satu keluarga baru.
Pun demikian dengan rasa takut, seorang ayah muda sering diselimuti rasa takut. Yang paling mendasar dan biasa dirasakan adalah rasa takut tidak mampu menjadi ayah yang baik, menjaga istri dan anaknya dari bahaya yang mengancam, tidak dapat mencukupi keluarganya, tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam mengurus anaknya, hingga takut melakukan kesalahan-kesalahan saat si kecil sedang sakit.
Sebagai ayah baru yang minim pengetahuan parenting, yang membuat saya takut bahkan depresi adalah saat anak sakit. Namun bagaimana lagi, saya harus kuat dan berusaha agar si kecil segera sembuh. Biasanya untuk menghilangkan rasa takut dan depresi saya sering belajar tentang ilmu parenting dari internet, mencari informasi tentang kesehatan anak, rumah sakit terdekat, toko obat terdekat hingga toko alat kesehatan Jakarta sebagai referensi jika sewaktu-waktu saya membutuhkan obat dan harus membelinya scara online.
Tetapi wahai ayah baru, Anda tidak perlu takut dengan semua perasaan di atas, sebab hal ini normal. Yakinlah! Saya sendiri sudah mengalaminya.
3. Berkurangnya Hubungan dengan Istri
Sebelum menjadi orangtua, suami istri biasanya akan menghabiskan waktu lebih banyak bersama, jalan-jalan, nongkrong, mesra-mesraan, romantis-romatisan, berbelanja dan hal indah lainnya. Intinya, saling memelihara dan memperhatikan satu sama lain sehingga hubungan yang terjalin semakin erat.
Namun, ketika buah hati lahir, semuanya berubah. Semua hal yang dilakukan semata-mata untuk keperluan sang bayi. Saran saya, coba curi-curi waktu untuk melakukan hal secara bersama, meskipun hanya sebentar setiap harinya untuk berbincang dan duduk sejenak dengan pasangan. Kalau saya sih, saat mencuci baju si kecil adalah waktu yang indah untuk berduaan. :D
4. Hanya Akan Mengenali Ayah dan Ibunya
Pada minggu keenam hingga kedelapan, bayi tidak dapat memberikan banyak respon akan apa yang orang lain lakukan terhadapnya. Jarang tersenyum, tertawa, dan sangat jarang merspon apa yang ada di sekitarnya. Sebaliknya, yang seringkali ia lakukan adalah menangis.
Tugas baru yang harus dilakukan oleh seorang ayah adalah terus menunjukan kasih sayang serta perhatiannya kepada sang bayi disertai dengan rasa sabar yang sangat besar. Buah hati Anda akan menunjukan respon sebagai balasan terhadap ayahnya setelah melewati fase pertumbuhannya.
5. Saat Menjadi Ayah yang Sering Dibicarakan, Berbeda
Nah, poin ke 5 ini saya alami sendiri. Sebelum menjadi seorang ayah, saya cenderung meremehkan dan menertawakan seorang teman jika ia menceritakan semua hal seputar anaknya. Tetapi saat saya sudah resmi berstatus ‘papah muda’, malah berbalik 180 derajad.
Ya, saya mengalami sendiri apa yang pernah teman ceritakan tersebut. Mulai dari muntahan bayi, ASI istri yang sering merembes, jahitan istri, merk bedak bayi yang aman, hingga warna dan konsistensi dari pup anak menjadi topik yang sering saya bahas dengan beberapa teman. Dan tahu tidak, tanpa sadar saya suka membahas hal tersebut dan semua yang berkaitan dengan anak-anak.
6. Kewajiban Sebagai Orang Tua
Dulu sebelum punya anak, saat akan berangkat ke kantor saya dan istri biasanya memastikan apakah sudah membawa dompet, kunci kantor, pintu sudah terkunci hingga apakah kompor telah dimatikan atau belum. Pun demikian jika saya tugas ke luar kota dan harus bermalam, yang saya persiapkan tidak begitu banyak.
Kini setelah punya anak, semuanya berubah. Persiapan yang dilakukan menjadi dua kali lebih repot. Belum lagi ditambah adanya hal-hal yang tidak terduga. Misalnya ketika semuanya sudah dipastikan siap berangkat, ternyata anak nangis dan tiba-tiba saja buang air besar. Sehingga mau tidak mau salah satu diantara kami harus kembali lagi ke dalam rumah.
Itu hanya bagian kecil dari kewajiban orang tua, belum lagi jika si kecil membutuhkan susu dan diapers. Akan tambah mumet lagi. Tetapi sekali lagi, tenanglah wahai ayah baru. Rezeki sudah ada yang ngatur. :D
7. Pelajaran dalam Mencintai
Terakhir, yang paling indah saat menjadi ayah baru itu adalah saat kita belajar untuk mengerti apa yang diinginkan dan dirasakan oleh si kecil. Seorang bayi juga bisa lho, mengungkapkan cintanya pada sang ayah lewat ekspresi wajah dan tubuh. Ketika seorang ayah sudah bisa mengenalinya dengan baik, maka sungguh dia pasti akan sangat bahagia.
Baca Juga : Saya Bangga Menjadi AyahSelain itu, saat bayi belajar membisikkan sesuatu atau tertidur dalam dekapan kuat bahu ayahnya, seorang ayah akan menemukan makna sejati dari kehidupan. Oh.. Indahnya..
Nah.. Itulah 7 Hal yang Akan Anda Rasakan Saat Baru Jadi Ayah. Semoga bermanfaat dan selamat dating di dnia baru, dunia ayah yang penuh warna.
Salam bahagia dari Bondowoso..
pastinya seneng ya, punya anak yang bisa menjadi pencerah di keluarga
BalasHapusItu semua dialamin ama semua ayah kali yaa :) .. Suamiku awal2 si bayi lahir juga gitu mas. Aku jg sempet ngambek krn kyknya si papi lbh banyak ngabisin wkt ama anak drpd ama aku hahahaha.. Akhirnya kita bikin kesepakatan sih, acara liburan berdua harus ttp ada at least setahun sekali. Tp ga bisa lebih dr 7 hr. Kalo lbh dr itu, anak hrs ikut. Aku deal setuju. Jd kdg kita ttp cari wkt liburan hanya berdua dan anak2 ama babysitter2 nya. Untungnya 2 babysittersku ini bisa dipercaya bgt, jd aku tenang ninggalin anak2 ama mereka.. Biar gimana, buatku sih ttp penting bgt suami istri masih punya wkt liburan berdua supaya ttp mesra :D.
BalasHapus