Fakta tersebut sering saya jumpai di lingkungan sekitar, pun demikian dengan saya, saya juga menikah pada usia yang masih tergolong muda. Fakta ini tidak bisa dikategorikan sebagai hal yang salah, karena pemerintah sudah mengaturnya dengan baik. Apalagi bagi yang bersangkutan, tentu sudah mempersiapkan semuanya dengan sebaik-baiknya.
Namun, meski semua sudah diatur dan dipersiapkan dengan baik, siapapun yang ingin menikah pada usia yang cukup muda akan berhadapan dengan beberapa fakta dan konsekuensi setelah pernikahan.
Sepengalaman saya, konsekuensi yang paling jelas dan sering dihadapi adalah tanggung jawab suami dan istri untuk mandiri mengatur keuangan. Terlebih ketika sudah memiliki anak dan saat status suami istri berubah menjadi papa dan mama muda.
Baca Juga : 7 Hal Ini Akan Anda Rasakan Saat Baru Jadi AyahTidak mudah untuk mengatur keuangan setelah menikah dan saat menyandang status papa dan mama muda. Tapi tenang, jika Anda ingin mengikuti jejak saya, menikah dan menjadi papa atau mama muda, Anda bisa tetap menikmati hidup bahagia, damai dan bisa merancang masa depan dengan baik jika mulai sekarang mengikuti tujuh tips berikut ini.
1. Tentukan tujuan hidup yang ingin dicapai berdua
Setelah menikah, Anda tidak lagi sendiri. Semua harus dilakukan berdua, terlebih soal tujuan hidup keluarga kecil yang baru tumbuh dan akan berkembang.Pernikahan memang menyatukan dua hati dan fikiran yang berbeda, namun pada saat ijab qabul, keduanya sepakat untuk selaras. Maka, segeralah untuk menentukan tujuan hidup apa yang ingin dicapai berdua.
2. Bendahara keluarga dan kemampuannya untuk menghitung kebutuhan hidup
Antara suami atau istri, tentu ada yang lebih baik dalam mengatur keuangan. Pilihlah dia sebagai bendahara keluarga. Dengan cara ini, keamanan finansial dapat terjamin dari godaan untuk membelanjakan uang pada hal-hal yang tidak penting.Selain itu, bendahara keluarga juga nantinya dapat menentukan, berapa sih kekebuthan hidup keluarga setiap waktu, baik yang bersifat rutin atau kebutuhan insidentil.
Hal ini penting dilakukan karena cukup dan kurangnya uang rumah tangga akan ditanggung berdua. Dan terkadang, jika tidak diatur dengan baik kebutuhan hidup dalam sebulan akan lebih besar dari pemasukan.
3. Berapa uang tabungan masa depan dan kebutuhan anak?
Hal selanjutnya yang harus difikirkan setelah biaya kebutuhan hidup adalah tentang tabungan masa depan dan untuk semua kebutuhan anak. Tabungan ini bisa dikategorikan pada beberapa hal, tergantung pada kebutuhan masing-masing keluarga. Seperti, kebutuhan insidentil, tabungan hari tua (pensiun), asuransi, pendidikan anak, dan lain sebagainya.
4. Bukukan semua transaksi keuangan keluarga
Mencatat semua transaksi dalam keluarga, baik pemasukan atau pengeluaran memang terdengar mudah. Namun nyatanya sepengalaman saya, hal ini cukup susah lho!Proses pencatatannya memang tidak sulit, namun untuk bisa konsisten dan terus menerus harus butuh perjuangan dan saling mendukung sesama anggota keluarga.
Tapi tenang, saat ini seiring perkembangan teknologi, kita bisa menggunakan banyak aplikasi smartphone yang bisa deigunakan secara gratis dengan mudah. Banyak sekali aplikasi gratis berbasis smartphone yang bisa digunakan sesuai kebutuhan.
Kenapa sih harus mencatat semua transaksi keuangan keluarga? Kan didapat dan dipakai oleh keluarga sendiri? Jawabannya satu, agar keuangan bisa terkendali.
5. Saling terbuka dan mendukung sesama anggota keluarga
Tidak jarang, kita mendengar seseorang meninggal dunia dengan mewariskan hutang kepada kelurganya. Namun keluraga yang ditinggalkan tidak mengetahui jika yang bersangkutan memiliki hutang.Hal tersebut merupakan bukti bahwa bagaimana pentingnya keterbukaan sesama anggota keluarga, terutama dalam hal pengaturan keuangan.
Banyak yang mengatakan bahwa, sebaiknya masalah hutang dibicarakan sebelum pernikahan, jika terpaksa harus melakukannya maka jangan lupa untuk saling terbuka.
Banyak diantara teman saya dengan segala keberaniannya, mereka berhutang. Cara berhutangnya juga beragam, termasuk pinjaman online pribadi yang menurut mereka lebih menguntungkan. Tetapi teman-teman saya ini terbuka kepada semua keluarganya yang kemudian di-support untuk semangat dalam bekerja.
6. Jangan bosan untuk selalu ngobrol tentang keuangan dengan pasangan
Pengeluaran setiap bulan masing-masing pasangan tentu berbeda antara satu dengan yang lainnya. Bulan ini bisa saja lebih sedikit bahkan bisa juga lebih banyak dari bulan kemarin.Jangan bosan, setiap kali sedang ngobrol santai dengan pasangan, sampaikan apa alasannya. Kenapa pengeluaran bulan ini bisa berbeda dengan bulan lalu. Jika lebih besar, diskusikan bagaimana baiknya untuk pengeluaran pada bulan-bulan selanjutnya.
Insyaallah, dengan tidak bosan ngobrol soal keuangan dan tentu saling terbuka, keuangan papa dan mama muda akan tetap terkendali dan tetap bisa menabung.
7. Jangan lupa, seluruh perencanaan dan pengaturannya dibuat se-fleksibel mungkin
Dalam keluarga, ada saja hal yang terkadang diluar rencana. Meski sudah masuk dalam anggaran kebutuhan insidentil namun tidak jarang juga melebihi dari anggaran tersebut.Maka solusinya, buatlah perencanaan dan pengaturan keuangan se-fleksibel mungkin.
Nah, itulah 7 Cara Mengatur Keuangan ala Papa dan Mama Muda. Selanjutnya, selamat menyusun rencana keuangan penuh cinta, ya!
Jangan lupa, saling terbuka!
Salam bahagia dari kami, papa dan mama muda.
"7 Cara Mengatur Keuangan ala Papa dan Mama Muda"
Posting Komentar